The scooter has been a signature on Indonesia’s streets since the 1970s, both manufactured and distributed in Jakarta until 2001. Though still unattainable for many, high costs have spurred creative solutions: Scavengers are transforming iron sheets, plastic bottles, metal drums, and fallen trees into modified Vespa extremes. “We construct it together, and we ride it together.”The modern Vespa culture boom started 16 years ago when large-scale events were broadcast through social media. 1 of 8 Scooterists from Indramayu, West Java, gather during the Java Scooter Rendezvous. The annual event attracts Vespa enthusiasts from across the Indonesian archipelago, including Java, Sumatra, Borneo, and Bali.
Pergeseran maknaSaat ini banyak pelaku atau penggemar Vespa yang menilai ada pergeseran makna dari istilah 'gembel' pada Vespa. Vespa gembel pada awalnya tetap mengemas modifikasi secara utuh dari segi bodi.Sementara saat ini hal tersebut tampak tidak "laku". Penganut Vespa gembel masa kini banyak yang 'menghancurkan' bodi sepeda motor dengan berbagai cara agar terlihat rusak dan lusuh karena kehadiran barang-barang tidak lazim. Penganut Vespa gembel cenderung mengambil barang apapun di jalan yang sekiranya pantas untuk ditempelkan pada bodi kendaraan, mengutip Scooteriarim Bobujang. Dan yang terpenting, mereka juga terkenal memiliki solidaritas tinggi pada sesama pengedara motor Vespa gembel.
Hal itu lantaran dua dari lima vespa yang berangkat dari rumahnya merupakan vespa sampah atau gembel. Sebagian besar vespa sampah tidak memiliki STNK atau BPKB. Aki semakin susah move on dari vespa ketika mengenal vespa sampah. “Vespa sampah itu terbentuknya ya di jalan, memungut sampah dari jalan. Saat itu vespa yang ditungganginya mogok.
“Saya tidak pernah absen mengikuti pengajian dan tidak pernah padam berbagi kepada sesame,” ucapnya, ditemui Sabtu (14/08) di rumahnya, Jalan Supit Urang Barat nomor 09 Kelurahan Mojoroto. “Saya kasih stiker bendera di sana, vespanya pernah mogok tapi tidak pernah fatal. Kalau rusak ya dipinjami mesin oleh teman komunitas di Kota itu. Saya juga punya vespa sepanjang 7 m dan bisa dinaiki 30 orang,” ungkapnya tentang koleksinya vespa. Berbagi sembako untuk masyarakat, nasi gratis setiap hari hingga bedah rumah di sejumlah tempat di Kediri.
Copyright By@ServisRingan - 2025